Kali ini, salahku.

Kalau memang penawar rindu adalah bertemu.
Lalu, mengapa saat ini aku menyesal telah menemuimu?
Harusnya biarkan aku simpan saja rindu itu. Tak perlu aku mengungkapkannya.
Atau bahkan memintamu untuk sekedar melihatku.

Apa yang aku takutkan kini nyata. Setelah sekian lama aku bertahan tak ingin bertemu kamu dan berusaha melupakanmu semua sia sia setelah pertemuan itu.

Kenapa mencintaimu serumit ini? Dan melupakanmu menjadi sesakit ini?
Bahkan setelah sekian kali kau berusaha mendorong aku untuk mundur. Setelah berjuta kali kau membuat hati ini hancur. Namun tetap saja aku jatuh berkali kali dalam pelukan yang sama. Pelukan yang terkadang terlalu erat hingga membuat nafasku sesak .

Kenapa aku tidak membencimu saja. Bahkan aku selalu berusaha mengingat waktu disaat kamu menyakitiku. Namun lagi lagi aku tetap merindukanmu.

Terimakasih untukmu penawar rinduku.
Walau tanpa kau tau saat memandangmu sama aja aku melukai hatiku. Aku insan yang bodoh bukan? Sehebat itu aku berusaha melupakan namun diriku sendiri yang menggagalkan.

Lalu, biarkan aku malam ini berperang kembali dengan hatiku untuk melupakanmu, lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Potongan Puzzel

Kau hanya masa lalu

Puisi tiga pagi