Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

KAMU JAWABANNYA

Kamu selalu bertanya kenapa saya mencintai kamu. Dan saya selalu menjawab tanpa alasan. Meskipun sesuatu hal pasti ada alasannya, kamu tau kenapa saya selalu mengatakan hal yang sama? Begitu banyak alasan saya untuk mencintai kamu. Yang bahkan saya tidak tau harus memulai menjawab pertanyaannya dari mana. Saya mencintai kamu karena kamu. Itu singkatnya. Bisakah kamu memahami jawaban yang tidak rumit itu? Jadi mulai saat ini tolong berhenti bertanya suatu hal yang bahkan kamu tau jawabannya.

Setelah pergimu

Hai, sedang apa malam ini? Masih suka melihat drama yang berakhir sama ? Bermain gitar untuk merangkai nada menjadi sebuah irama yang indah? Atau sedang makan nasi goreng pasar yang kamu suka? Kamu pergi sudah lama. Tapi saya tak bisa melupakan apa yang kamu suka. Saya masih berdiri disini menikmati kenangan yang perlahan membunuh saya. Saya tidak tau bagaimana harus menjelaskannya. Pelukanmu begitu sempurna hingga saya tak sanggup untuk melangkah. Caramu mencintai saya begitu indah hingga sampai saat ini hati saya tak pernah berkelana Saya masih pilu bila mengingat mu. Saya masih bisa merasakan genggaman tanganmu kala itu. Bahkan kecupan singkat namun begitu membekas dikeningku. Saya belum sepenuhnya menjauh. Saya masih ada disini, tapi tidak untuk menunggumu kembali. Sekarang kita jauh. Lebih jauh dari jarak itu sendiri. Setelah kamu pergi, saya menemukan banyak kata. Kau tau kenapa? Karna saya tak mampu berbicara tentang apa yang saya rasa. Tentang rindu yang menggebu. Ten...

Kamu patah hati terbaikku

Setelah bertemu kamu hari itu, rasanya seperti hidup kembali. Seakan aku tak merasakan apapun, termasuk rasa sakit yang mengisi sebagian ruang hidupku Kau bagaikan tetesan hujan yang turun digersangnya kehidupan. Kau memberi kembali kehidupan kepada bunga yang hampir gugur. Saat itu, aku sangat berterimakasih pada takdir yang mempertemukan aku dan kamu. Semua berjalan sesuai dengan keinginan setiap insan, yaitu kebahagiaan. Semua berjalan begitu indah, hingga kita lupa bahwa setiap cinta ada resikonya. Kita tak pernah berpikir akan resiko itu. Kita terlalu hanyut dalam kebahagiaan hingga kita lupa memikirkan dia peristiwa yang akan datang. Dari awal mulai kisah ini kita tau bahwa suatu hari nanti kita akan berhenti, tak bisa selamanya seperti ini. Tapi kita terlalu egois, kita menentang takdir. Seberapa kuat kita bertahan, kita tak bisa menyatukan perbedaan itu. Sampai saat ini aku tersadar bahwa aku telah mempertahankan cinta yang salah. Bahkan kini aku menyalahkan takdir ...

Kali ini, salahku.

Kalau memang penawar rindu adalah bertemu. Lalu, mengapa saat ini aku menyesal telah menemuimu? Harusnya biarkan aku simpan saja rindu itu. Tak perlu aku mengungkapkannya. Atau bahkan memintamu untuk sekedar melihatku. Apa yang aku takutkan kini nyata. Setelah sekian lama aku bertahan tak ingin bertemu kamu dan berusaha melupakanmu semua sia sia setelah pertemuan itu. Kenapa mencintaimu serumit ini? Dan melupakanmu menjadi sesakit ini? Bahkan setelah sekian kali kau berusaha mendorong aku untuk mundur. Setelah berjuta kali kau membuat hati ini hancur. Namun tetap saja aku jatuh berkali kali dalam pelukan yang sama. Pelukan yang terkadang terlalu erat hingga membuat nafasku sesak . Kenapa aku tidak membencimu saja. Bahkan aku selalu berusaha mengingat waktu disaat kamu menyakitiku. Namun lagi lagi aku tetap merindukanmu. Terimakasih untukmu penawar rinduku. Walau tanpa kau tau saat memandangmu sama aja aku melukai hatiku. Aku insan yang bodoh bukan? Sehebat itu aku berusaha mel...

Rindu

Kamu tau apa yang aku benci selain menunggu? Kau tau apa yang aku rasa setelah perginya dirimu? Atau apa yang detik ini menyesakkan hatiku? Jawabnya adalah rindu. Aku benci merindu dirimu yang tak membalas rinduku. Aku benci rindu sendirian. Kenapa rindu ini selalu hadir yang bahkan diriku sendiri tak tau bagaimana harus menghentikannya. Lalu bagaimana aku harus menyudahinya? Kemana aku harus mencari obatnya? Kamu tau? Rinduku bagai cuaca yang pasti akan menjelma tetesan hujan di ujung mata. Aku lemah bila bicara soal rindu. Karena benar kata dilan, rindu itu berat. Bahkan aku selalu menyerah bila ia datang. Aku sangat merindumu malam ini. Sangat merindumu. Aku mau kamu untuk malam ini. Aku rindu berbincang hingga larut malam. Aku rindu kamu, rumahku yang dulu, tempat ternyaman di hidup ku. Tempat aku berpulang meskipun sejauh apa aku bermain. Bahkan aku rindu hal kecil yang selalu kita lakukan. Atau pertengkaran kecil yang disebabkan bingung harus makan apa malam itu...