Langit Separuh Utuh
Tadi aku ke kadai kopi, tempat yang dulunya sering kita datangi bersama. Aku tidak sendiri, aku bersama teman temanku yang tentunya sudah kamu kenal semua. Kami sibuk tertawa bersama. Sampai ketika pandanganku tertuju pada seorang laki laki bersama tiga orang temannya. Laki laki itu, kamu. Rasanya asing. Padahal kita pernah jadi satu. Tapi sekarang angka satu yang pernah kokoh itu, terbelah menjadi kan ku separuh garis yang tak pernah bisa utuh. Kau pun melihatku ketika aku akan pulang. Kau juga tersenyum, dan tentu saja dengan senyuman yang sama. Bila diartikan, "Pulanglah, aku sudah baik tanpamu".