Postingan

Potongan Puzzel

Kayak lagi main puzzle terus ada satu bagian yang hilang, sebenernya bukan bagian yang penting, cuma kan gambarnya enggak akan lengkap kalau ada bagian kecil yang nggak terisi. Hal apapun enggak akan bisa utuh kalau masih ada yang kosong. Tapi dari sesuatu yang hilang itu, kamu jadi tahu bahwa ada yang lebih penting dari sebuah tujuan, karena seindah apapun hasilnya, bila enggak utuh, tetap saja enggak akan pernah cukup. Mungkin yang kamu butuh kan adalah bagian kecil dari hal besar yang melengkapimu. Dan kamu akan bertemu bagian kecil itu dalam tubuh seseorang. Seseorang yang membuatmu bingung harus minta apa lagi karena kamu sudah memilikinya, enggak lebih enggak kurang. Seseorang yang enggak akan menyakitimu karena kamu enggak pernah berharap lebih dari sekedar menyayanginya. Seseorang yang membuatmu bersyukur dan merasa cukup. Seseorang yang mungkin akan dimiliki orang lain dan kamu bisa menerima itu, karena bukan lagi cinta yang menguasai egomu,  tapi ketulusan. Why? Be...

Atau mungkin mereka tidak akan pernah bertemu kembali

Mungkin mereka akan bertemu kembali, entah di tengah perbincangan yang penuh makna, entah di sebuah judul buku yang sudah tak ada lagi di toko buku, atau di kedai kopi di pinggir jalan raya itu. Atau mungkin mereka tidak akan pernah bertemu kembali. Maka kenangan itu akan jadi perasaan yang paling punya makna. Maka cerita itu akan jadi buku terindah walau tidak pernah sampai ke toko buku. Maka kepahitan yang pernah mereka pendam, akan jadi keikhlasan yang siap mereka nikmati. Karena mereka pernah jadi pasangan paling bahagia di bumi. Jadi ketika bumi ingin mereka berpisah, tiap detik yang datang kemudian akan jadi masa depan yang selalu di balut dengan kenangan.

Langit Separuh Utuh

Tadi aku ke kadai kopi, tempat yang dulunya sering kita datangi bersama. Aku tidak sendiri, aku bersama teman temanku yang tentunya sudah kamu kenal semua. Kami sibuk tertawa bersama. Sampai ketika pandanganku tertuju pada seorang laki laki bersama tiga orang temannya. Laki laki itu, kamu. Rasanya asing. Padahal kita pernah jadi satu. Tapi sekarang angka satu yang pernah kokoh itu, terbelah menjadi kan ku separuh garis yang tak pernah bisa utuh. Kau pun melihatku ketika aku akan pulang. Kau juga tersenyum, dan tentu saja dengan senyuman yang sama. Bila diartikan, "Pulanglah, aku sudah baik tanpamu".

Puisi tiga pagi

Pada akhirnya itu semua cuma kata kata. Pada akhirnya janjimu juga cuma kata kata. Dulu aku sempat mengira bahwa kamu adalah cerita yang berbeda. Aku kira cerita ini akan terus bersambung. Aku kira cuma waktu yang bisa mengakhiri cerita ini. Tapi perkiraan ku salah, Bodoh sekali aku pernah berfikir seperti itu. Karena cerita ini cuma sebatas kata-kata. Tapi mengapa terdengar begitu indah dari mulutmu? Mengapa kamu tidak membuat kalimat itu jadi berarti? Tentu saja, Karena kamu cuma bicara, dan aku salah mengartikannya.

Suara untuk Geez

Aku tau ini akan terjadi Aku tau setelah cerita ini selesai, ia akan bertanya "mengapa cerita ini begitu berbeda dengan yang ada?" Lucu sekali ketika mendengar ia berbicara seperti itu. Tentu saja jawabannya karena aku tak ingin mengabadikan yang nyata. Aku tak ingin mengabadikan perasaanku untuknya di dalam sebuah buku, cukup yang ada pada angan anganku saja. Yang terjadi dalam kenyataan cukup aku simpan dalam sebuah catatan yang tak pernah dituliskan. Bukan, penulisnya bukan jatuh cinta. Tapi jatuh hati. Ia hanya mengagumi dan bukan mencintai. Ia menulis untuk merelakan, Ia menulis untuk melupakan. Ia menulis untuk mengabadikan sebagian kejadian yang ingin ia kenang sesekali dan tak menulis sebagian besar lainnya yang menyiksa batinnya. Ia ingin menulis buku selanjutnya. Ia ingin segera memulai untuk segera mengakhiri. Dan kali ini untukmu, Selama aku tau kau baik Selama itu pula aku akan baik. Delapan tahun adalah waktu yang tak sebentar. Nyatanya yang ku...

Untukmu.

Februari, Tolong bahagiakan dia seperti pertama kali ia menyuarakan tawanya di bumi. Bantu ia meraih segala mimpi baru, atau mimpi hari lalu yang belum sempat terencana. Terbangkan kegelisahan dan keraguannya pada dunia, buat ia percaya bahwa semesta selalu mendukungnya. Februari, Kau tau aku tak mampu membuatnya bahagia. Atau mungkin aku hanya sebotol Champagne yang menemaninya tersenyum hingga tegukan terakhir saja. Bukan secangkir kopi yang menyapanya setiap pagi. Jadi kumohon, di bulan penuh cinta, ketika purnama sedang memeluk bintang, bisikkan padanya bahwa setengah dari perasaanku akan selalu menjadi miliknya.

Izinkan aku mencintaimu.

Malam ini aku tak banyak bersuara. Duduk di tengah kapal di atas samudera, yang tak bersuara tapi bicara. Yang tenang tapi tak juga diam saja. Nelayan itu menertawakan aku, Senja sayangku. Karena aku bilang aku bodoh karena rasaku untukmu. Namun ia bilang, aku bodoh karena tak jujur padamu. Menengadah,, Banyak bintang malam ini. Ada yang saling menjauhi. Ada yang belajar menghampiri. Ada aku yang tak mau pergi dari sini. Kepada bulan yang sendiri. Izinkan aku mencintaimu dengan rasa sepi  dan tak pernah di ketahui Dari Biru, Untuk senjani. Source: "Kata" @rintiksedu